Komunikasi intrapersonal adalah
penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara
self dengan God. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal
secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang
individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi
dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi
intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan
mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran
(awareness) terjadi
saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami
apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk
mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. (Wikipedia)
Komunikasi intrapersonal adalah proses pengolahan
informasi. Proses ini melewati empat tahap; sensasi, persepsi, memori, dan
berpikir. Proses pertama dari komunikasi intrapersonal terjadi pada saat
sensasi terjadi. Sensasi, yang berasal dari kata sense, berarti kemampuan yang
dimiliki manusia untuk mencerap segala hal yang diinformasikan oleh
pancaindera. Informasi yang diserap oleh pancaindera disebut stimuli yang
kemudian melahirkan proses sensasi. Dengan demikian sensasi adalah proses
menangkap stimuli. (Rakhmat,
1998; 49)
Komunikasi
interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang
atau lebih, yang biasanya tidak diatur secara formal. Dalam
komunikasi interpersonal, setiap partisipan menggunakan semua elemen dari proses komunikasi. Misalnya, masing-masing pihak akan
membicarakan latar belakang dan pengalaman masing-masing
dalam percakapan tersebut. (Wikipedia)
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan
oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan
dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
TAHAP-TAHAP
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL
Dalam komunikasi intrapersonal, akan dijelaskan
bagaimana orang menerima informasi, mengolahnya, menyumpannya dan
menghasilkannya kembali. Proses pengolahan informasi, yang di sini kita sebut komunikasi
intrapersonal meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir.
- Sensasi
Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat
penginderaan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman
elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau
konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
Definisi sensasi, fungsi alat
indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Kita mengenal
lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga macam indera
penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari
dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri (internal). Informasi dari luar
diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi dari dalam
diindera oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah). Gerakan tubuh
kita sendiri diindera oleh propriseptor (misalnya, organ vestibular). (Ahmad, 2009; page 1)
Sensasi
adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian
verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan
kegiatan alat indera. Fungsi alat indera dalam menerima informasi dari
lingkungan sangat penting, melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas
fisik lingkungannya. Tanpa alat indera manusia sama, bahkan mungkin lebih dari
rumput-rumput, karena rumput-rumput dapat juga mengindera cahaya dan humiditas
Membicarakan
faktor situsionar yang mempergaruhi sensasi. Ketajaman sensasi juga ditentukan
oleh faktor-faktor personal, dan perbedaan sensasi disebabkan oleh perbedaan
pengalaman atau lingkungan budaya, disamping kapasitas alat indera yang
berbeda. (Rakhmat, 1998; 63-64)
- Persepsi
Persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli
inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi,
seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional.
Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian. Perhatian adalah
proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam
kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah
a. Faktor Eksternal Penarik Perhatian
a. Faktor Eksternal Penarik Perhatian
Hal ini ditentukan oleh
faktor-faktor situasional personal. Faktor
situasional terkadang disebut sebagai determinan perharian yang bersifat
eksternal atau penarik perhatian (attention getter) dan sifat-sifat yang
menonjol, seperti :
1) Gerakan secara visual tertarik pada objek-objek yang
bergerak. Intensitas Stimuli, kita akan memperhatikan stimuli yang menonjol
dari stimuli yang lain
2) Kebauran (Novelty), hal-hal yang baru dan luar biasa,
yang beda, akan menarik perhatian.
3) Perulangan, hal-hal yang disajikan berkali-kali
bila disertai sedikit variasi akan menarik perhatian.
b. Faktor Internal Penaruh Perhatian
Apa yang menjadi perhatian kita lolos dari perhatian
orang lain, atau sebaliknya. Ada kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita
lihat, dan mendengar apa yang ingin kita dengar. Perbedaan ini timbul dari
faktor-faktor yang ada dalam diri kita. Contoh-contoh faktor yang memengaruhi perhatian kita
adalah :
1) Faktor-faktor Biologis
2) Faktor-faktor Sosiopsikologis.
3) Motif Sosiogenis, sikap, kebiasaan, dan kemauan,
mempengaruhi apa yang kita perhatikan.
Kenneth E. Andersen, menyimpulkan
dalil-dalil tentang perhatian selektif yang harus diperhatikan oleh ahli-ahli
komunikasi.
a) Perhatian itu merupakan proses aktif dan dinamis,
bukan pasif dan refleksif.
b) Kita cenderung memerhatikan hal-hal tertentu yang
penting, menonjol, atau melibatkan kita.
c) Kita menaruh perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai
dengan kepercayaan, sikat, nilai, kebiasaan, dan kepentingan kita.
d) Kebiasaan sangat penting dalam menentukan apa yang
menarik perhatian, tetapi juga apa yang secara potensial akan menarik perhatian
kita.
e) Dalam situasi tertentu kita secara sengaja
menstrukturkan perilaku kita untuk menghindari terpaan stimuli tertentu yang
ingin kita abaikan.
f) Walaupun perhatian kepada stimuli berarti stimuli
tersebut lebih kuat dan lebih hidup dalam kesadaran kita, tidaklah berarti
bahwa persepi kita akan betul-betul cermat.
g) Perhatian tergantung kepada kesiapan mental kita,
h) Tenaga-tenaga motivasional sangat penting dalam
menentukan perhatian dan persepsi.
i) Intesitas perhartian tidak konstan
j) Dalam hal stimuli yang menerima perhatian,
perhatian juga tidak konstan.
k) Usaha
untuk mencurahkan perhatian sering tidak menguntungkan karena usaha itu sering
menuntut perhatian
l) Kita
mampu menaruh perhatian pada berbagai stimuli secara serentak.
m) Perubahan atau variasi sangat penting dalam menarik
dan memertahankan perhatian. (Ahmad, 2009; page 1)
- Memori
Dalam komunikasi Intrapersonal,
memori memegang peranan penting dalam memengaruhi baik persepsi maupun
berpikir. Memori adalah system yang sangat
berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan
menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya (Schlessinger dan
Groves). Memori melewati tiga proses:
a. Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi
melalui reseptor inera dan sirkit saraf internal.
b. Penyimpanan (strorage) adalah menentukan berapa lama
informasi itu berada berserta kita, dalam bentuk apa, dan di mana.
c. Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari,
mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan Pemanggilan diketahui
dengan empat cara :
1) Pengingatan (Recall), Proses aktif untuk menghasilkan
kembali fakta dan informasi secara verbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk
yang jelas.
2) Pengenalan (Recognition), Agak sukar untuk mengingat
kembali sejumlah fakta;lebih mudah mengenalnya.
3) Belajar lagi (Relearning), Menguasai kembali pelajaran
yang sudah kita peroleh termasuk pekerjaan memori.
4) Redintergrasi (Redintergration), Merekontruksi seluruh
masa lalu dari satu petunjuk memori kecil. (Rakhmat, 1998; 63-64)
- Berpikir
Dalam berpikir
kita melibat semua proses yang kita sebut sensasi, persepsi, dan memori.
Berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsure-unsur lingkungan dengan
menggunakan lambing-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan
yang tampak. Berpikir menunjukan berbagai kegiatan yang melibatkan penggunaan
konsep dan lambang, sebagai pengganti objek dan peristiwa. Berpikir kita
lakukan untuk memahami relaitas dalam rangka mengambil keputusan (decision
making), memecahkan persoalan (problem solving). Dan menghasilkan yang baru
(creativity).
Ada dua macam berpikir:
a. Berpikir autistik, dengan melamun, berfantasi,
menghayal, dan wishful thinking. Dengan berpikir autistic prang melarikan diri
dari kenyataan dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis.
b. Berpikir realistic, disebut juga nalar (reasoning),
ialah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyara. Floyd L.
Ruch, menyebutkan tiga macam berpikir realistic :
1) Berpikir deduktif : mengambil kesimpulan dari dua
pernyataan, dalam logika disebutnya silogisme.
2) Berpikir Induktif : Dimulai dari hal-hal yang khusus
kemudian mengambil kesimpulan umum; kita melakukan generalisasi.
3) Berpikir evaluatif : berpikir kritis, menilai
baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan, kita tidak menambah atau
mengurangi gagasan, namun menilainya menurut kriteria tertentu.
(Ahmad, 2009; page 1)
TEORI-TEORI KOMUNIKASI INTRAPERSONAL
1.
Teori Interferensi (Interferensi Theory)
Menurut teori ini, memori merupakan meja lilin atau
kanvas. Pengalaman adalah lukisan pada meja lilin atau kanvas. Katakanlah pada
kanvas itu sudah terlukis hukum relativis. Segera setelah itu anda mencoba
merekam hukum medan gabungan yang kedua akan menyebabkan terhapusnya rekaman
pertama atau mengaburkannya. Ini disebut Interferensi.
(Rakhmat,
1998; 65-66)
2. Psikologi
Sosial
Psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah
laku individu-individu dalam hubungan dengan situasi sosial. Latar belakang
timbulnya psikologi sosial berasal dari beberapa pandapat, misalnya Gabriel
Tarde mengatakan,
pokok-pokok teori psikologi sosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar
dari pada interaksi sosial antar manusia.
Gustave Le Bon berpendapat bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa individu dan jiwa
massa yang masing-masing berlainan sifatnya. Sigmund Freud berbeda dengan Le Bon, ia berpendapat bahwa jiwa massa
itu sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa individu, hanya saja tidak
disadari oleh manusia itu sendiri karena memang dalam keadaan terpendam.
Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi social tumbuh secara aktif dan program
gelar dalam psikologi dimulai disebagian besar universitas. Dasar mempelajari
psikologi social bedasarkan potensi-potensi manusia dimana potensi ini
mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan. Potensi-potensi itu antara lain :
a. Kemampuan menggunakan bahasa
b. Adanya sikap etik
c. Hidup dalam 3 dimensi
3. Teori
Pengolahan Informasi
Supaya dapat diingat, informasi harus dapat disandi (encoded) dan masuk
pada STM. STM hanya mampu mengingat tujuh (plus atau minus dua) bit informasi. Jumlah
bit informasi disebut rentangan memori (memori span). Untuk meningkatkan
kemampuan STM, para psikolog menganjurkan kita untuk mengelompokkan informasi;
kelompoknya disebut chunk.
Bila informasi dapat dipertahankan pada STM, ia akan masuk pada LTM. Inilah
yang umumnya disebut sebagai ingatan. LTM meliputi periode penyimpanan
informasi sejak semenit sampai seumur hidup. Kita dapat memasukkan informasi
dari STM ke LTM dengan chunking, rehearsals, clustering, atau method of loci.
4. Teori
Aus Processing
Teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory
storage (gudang inderawi), kemudian masuk short-term-memory (STM) lalu
dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term-memory (LTM). Otak
manusia dianalogikan dengan komputer.
Terdapat dua macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh
secara visual, dan memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif
(melalui pendengaran)
Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot,
memori kita baru kuat bila dilatih terus menerus. Namun menurut Hunt, makin
sering mengingat, makin jelek kemampuan mengingat. Dimana tidak selamanya waktu
dapat mengauskan memori.
TUJUAN INTERPERSONAL
Ada enam
tujuan dari komunikasi interpersonal, disini akan dijelaskan tujuan komunikasi
interpersonal, antara lain :
a. Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
b. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari
atau didalami melalui interaksi interpersonal.
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari
atau didalami melalui interaksi interpersonal.
c. Membentuk Dan Menjaga
Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap
dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh
menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru,
membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang
tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyakSalah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
e. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai
tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai
aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga,
menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan
pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi
interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam
pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
f. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
f. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
Sistem komunikasi interpersonal dijelaskan dalam Buku Psikologi Komunikasi
( Drs. Jalaluddin Rahmat, M.Sc ) diituliskan bahwa dalam sistem komunikasi
interpersonal ada hal-hal penting tentang:
1) Persepsi
Interpersonal
Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan
menggunakan panca indera (Drever dalam Sasanti, 2003). Kesan yang diterima
individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui
proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari
dalam diri individu. Sabri (1993) mendefinisikan persepsi sebagai aktivitas
yang memungkinkan manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai
kepadanya melalui alat inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan
individu mengenali milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya.
Proses persepsi terdiri dari tiga tahap yaitu :
1. penginderaan
2. pengorganisiran berdasarkan prinsip- prinsip tertentu.
3. stimulasi pada penginderaan diinterpretasikan dan dievaluasi.
Mar’at (1981) mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan
seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi
oleh informasi baru dari lingkungannya. Riggio (1990) juga mendefinisikan
persepsi sebagai proses kognitif baik lewat penginderaan, pandangan, penciuman
dan perasaan yang kemudian ditafsirkan. Mar’at (Aryanti, 1995) mengemukakan
bahwa persepsi di pengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala,
dan pengetahuan terhadap objek psikologis
Rahmat (dalam Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi juga ditentukan
juga oleh faktor fungsional dan struktural.
o
faktor fungsional atau faktor yang bersifat personal
antara kebutuhan individu, pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis
kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif.
o
Faktor struktural atau faktor dari luar individu
antara lain: lingkungan keluarga, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai
dalam masyarakat.
2) Konsep Diri
Menurut Burns (1993:vi) konsep diri adalah suatu
gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat,
mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan. Konsepdiri adalah
pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat
informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri
individu. (Mulyana, 2000:7).
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa konsep diri
yang dimiliki individu dapat diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian
atau evaliasi dari orang lain mengenai dirinya. Individu akan mengetahui
dirinya cantik, pandai, atau ramah jika ada informasi dari orang lain mengenai
dirinya. Menurut William D. Brooks bahwa konsepdiri adalah
pandangan dan perasaan kita tentang diri kita (Rakhmat, 2005:105). Centi
(1993:9) mengemukakan konseppdiri (self-concept) adalah
gagasan tentang diri sendiri, bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai
pribadi, merasa tentang diri sendiri, dan menginginkan diri sendiri menjadi
manusia sebagaimana kita harapkan. Jadi, Konsepdiri adalah cara
pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan yang
dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungan
terdekatnya.
3) Atraksi
Interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan
daya tarik seseorang. Adanya daya tarik ini membentuk rasa suka. Rasa suka pada
seseorang umumnya membuat orang yang kita sukai menjadi signifikan bagi kita.
Teori atraksi interpersonal
- - Reinforcement theory menjelaskan bahwa seseorang
menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar.
- - Equity theory menyatakan bahwa dalam suatu hubungan,
manusia selalu cenderung menjaga keseimbangan antara harga (cost) yang
dikeluarkan dengan ganjaran (reward) yang diperoleh.
- - Exchange theory ,interaksi sosial diibaratkan sebagai
transaksi dagang. Jika orang kenal pada seseorang yang mendatangkan keuntungan
ekonomis dan psikologis, akan lebih disukai.
- - Gain-loss theory , orang cenderung lebih menyukai
orang-orang yang menguntungkan dari pada orang-orang yang merugikan kita.
- Faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal:
Faktor-faktor personal, meliputi:
a) kesamaan karakteristik personal;cognitive
consistency theory dari Fritz Heider mengemukakan
bahwa orang cenderung
memiliki sikap yang sama dengan orang yang disukai;
b) tekanan emosional (stress),
c) harga diri yang rendah,
d) isolasi sosial.
Faktor-faktor situasional:
a) daya tarik fisik,
b) ganjaran (reward),
c) familiarity,
d) kedekatan (closeness),
e) kemampuan.
4) Hubungan
Interpersonal.
Komunikasi efektif ditandai dengan hubungan
interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, isi pesan
dipahami, tetapi hubungan dengan komunikan rusak. Anita
Taylor mengatakan Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak
unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting.
hubungan interpersonal,memerlukan komunikasi yang
berkualitas.
Komunikasi interpersonal dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
Menurut eksperimen Solomon E. Asch, bahwa kata yang
disebutkan pertama akan mengarahkan penilaian selanjutnya. Pengaruh kata
pertama ini kemudian terkenal sebagai primacy effect. Menurut
teori Asch, ada kata-kata tertentu yang mengarahkan seluruh penilaian kita
tentang orang lain. Jika kata tersebut berada ditengah rangkaian kata maka
disebut central organizing trait.
Walaupun teori Asch ini menarik untuk melukiskan
bagaiana cara orang menyampaikan berita tentang orang lain mempengaruhi
persepsi kita tentang orang itu, dalam kenyataan kita jarang melakukannya.
Jarang kita melukiskan orang dengan menyebut rangkaian kata sifat. Kita
biasanya mulai pada central trait, menjelaskan sifat itu
secara terperinci, baru melanjutkan pada sifat-sifat yang lain.
Edward T. Hall, juga menyimpulkan keakraban seorang
dengan orang lain dari jarak mereka, seperti yang kita amati. Kedua, erat
kaitannya dengan yang pertama, kira menangapi sifat orang lain dari cara orang
itu membuat jarak dengan kita. Ketiga,caranya orang mengatur ruang
mempengaruhi persepsi kita tentang orang itu.
Macam- macam petunjuk pada saat melakukan komunikasi, yaitu :
1.
a. Petunjuk Kinesik
(Kinesic Cues)
Petunjuk kinesik adalah persepsi yang didasarkan kepada gerakan orang lain
yang ditunjukkan kepada kita. Beberapa penelitian membuktikan bahwa persepsi
yang cermat tentang sifat-sifat dari pengamatan petunjuk kinesik. Begitu
pentingnya petunjuk kinesik, sehingga apabila petunjuk-petunjuk lalin (seperti
ucapan) bertentangan dengan petunjuk kinesik, orang mempercayai yang terakhir.
Mengapa? Karena petunjuk kinesik adalah yang paling sukar untuk dikendalikan
secara sadar oleh orang yang menjadi stimuli (selanjutnya disebut persona
stimuli-orang yang dipersepsi;lawan dari persona penanggap).
1.
b. Petunjuk Wajah
Diantara berbagai petunjuk non verbal, petunjuk fasial
adalah yang paling penting dalam mengenali perasaan persona
stimuli. Ahli komunikasi non verbal, Dale G. Leather (1976:21), menulis; “Wajah
sudah lama menjadi sumber informasi dalam komunikasi interpersonal. Inilah alat
yang sangat penting dalam menyampaikan makna. Dalam beberapa detik ungkapan
wajah dapat menggerakkan kita ke puncak keputusan. Kita menelaah wajah rekan
dan sahabat kita untuk perubahan-perubahan halus dan nuansa makna dan
mereka,pada gilirannya, menelaah kita”.
Walaupun petunjuk fasial dapat mengungkapkan emosi,
tidak semua orang mempersepsi emosi itu dengan cermat. Ada yang sangat
sensitive pada wajah, ada yang tidak. Sekarang para ahli psikologi sosial sudah
menemukan ukuran kecermatan persepsi wajah itu dengan tes yang disebut FMST-facial
meaning sensitivity test (tes kepekaan makna wajah). Dengan tes ini,
kepekaan kita menangkap emosi pada wajah orang lain dapat dinilai skornya.
1.
c. Petunjuk Paralinguistik
Yang dimaksud paralinguistik ialah cara orang
mengucapkan lambing-lambang verbal. Jadi, jika petunjuk verbal menunjukkan aoa
yang diucapkan, petunjuk paralinguistik mencerminkan bagaimana mengucapkannya.
Ini meliputi tinggi-rendahnya suara, tempo bicara, gaya verbal (dialek), dan
interaksi (perilaku ketika melakukan komunikasi atau obrolan). Suara keras akan
dipersepsi marah atau menunjukkan hal yang sangat penting. Tempo bicara yang
lambat, ragu-ragu, dan tersendat-sendat, akan dipahami sebagai ungkapan rendah
diri atau … kebodohan.
Dialek digunakan menentukan persepsi juga. Bila perilaku komunikasi (cara
bicara) dapat memberikan petunjuk tentang kepribadian persona stimuli, suara
mengungkapkan keadaan emosional.
1.
d. Petunjuk Artifaktual
Petunjuk artifaktual meliputi segala macam penampilan
(appearance) sejak potongan tubuh, kosmetik yang dipakai, baju,
pangkat, badge, dan atribut-atribut lainnya. Bila kita
mengetahui bahwa seseorang memiliki satu sifat (misalnya, cantik atau jelek),
kita beranggapan bahwa ia memiliki sifat-sifat tertentu (misalnya,periang atau
penyedih); ini disebut halo effect. Bila kita sudah menyenangi
seseorang, maka kita cenderung melihat sifat-sifat baik pada orang itu dan
sebaliknya.
Selain berbagai petunjuk diatas, petunjuk verbal juga
mempunyai peran. Yang dimaksud dengan petunjuk verbal disini adalah isi komunikasi
persona stimuli, bukancara. Misalnya, orang yang menggunakan
pilihan kata-kata yang tepat, mengorganisasikan pesan secara sistematis,
mengungkapkan pikiran yang dalam dan komprehensif, akan menimbulkan kesan bahwa
orang itu cerdas dan terpelajar.
Persepsi interpersonal besar pengaruhnya bukan saja pada komunikasi
interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal. Karena itu,keceramatan
persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas
komunikasi interpersonal kita. Beberapa cirri-ciri khusus penanggap yang
ceramat adalah :
1.
a. Pengalaman
Pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman tidak selalu lewat
proses belajar formal. Pengalaman kita bertambah juga melalui rangkaian
peristiwa yang pernah kita hadapi. Inilah yang menyebabkan seorang ibu segera
melihat hal yang tidak beres pada wajah anaknya atau pada petunjuk kinesik
lainnya. Ibu lebih berpengalaman mempersepsi anaknya daripada bapak. Ini juga
sebabnya mengapa kita lebih sukar berdusta di depan orang yang paling dekat
dengan kita.
1.
b. Motivasi
Proses konstruktif yang banyak mewarnai persepsi interpersonal juga sangat
banyak melibatkan unsur-unsur motivasi.
1.
c. Kepribadian
Dalam psikoanalisis dikenal proyeksi, sebagai
salah satu cara pertahanan ego. Proyeksi adalah mengeksternalisasikan
pengalaman subjektif secara tidak sadar. Orang melempar perasaan bersalahnya
pada orang lain. Maling teriak maling adalah contoh tipikal dari proyeksi. Pada
persepsi interpersonal, orang mengenakan pada orang lain sifat-sifat yang ada
pada dirinya, yang tidak disenanginya. Sudah jelas, orang yang banyak melakukan
proyeksi akan tidak cermat menanggapi persona stimuli, bahkan mengaburkan
gambaran sebenarnya. Sebaliknya, orang yang menerima dirinya apa adanya, orang
yang tidak dibebani perasaan bersalah, cenderung menafsirkan orang lain lebih
cermat. Begitu pula orang yang tenang, mudah bergaul dan ramah cenderung
memberikan penilaian posoitif pada orang lain. Ini disebut leniency
effect (Basson dan Maslow, 1957).
Bila petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal membantu
kita melakukan persepsi yang cermat, beberapa factor personal ternyata
mempersulitnya. Persepsi interpersonal menjadi lebih sulit lagi, karena persona
stimuli bukanlah benda mati yang tidak sadar. Menusia secara sadar berusaha
menampilkan dirinya kepada orang lain sebaik mungkin. Inilah yang disebut
dengan Erving Goffman sebagai self-presentation (penyajian
diri).
1. d. Proses
Pembentukan Kesan
·
Stereotyping
Seorang guru ketika menghadapi murid-muridnya yang
bermacam-macam, ia akan mengelompokkan mereka pada konsep-konsep tertentu;
cerdas, bodoh, cantik, jelek, rajin, atau malas. Penggunaan konsep ini
menyederhanakan bergitu banyak stimuli yang diterimanya. Tetapi, begitu
anak-anak ini diberi kategori cerdas, persepsi guru terhadapnya akan konsisten.
Semua sifat anak cerdas akan dikenakan kepada mereka. Inilah yang disebut stereotyping.
Stereotyping ini juga menjalaskan
terjadinya primacy effect dan halo effect yang
sudah kita jelaskan dimuka. Primacy effect secara sederhana
menunjukkan bahwa kesan pertama amat menentukan; karena kesan itulah yang
menentukan kategori. Begitu pula, halo effect. Persona stimuli
yang sudah kita senangi telah mempunyai kategori tertentu yang positif, dan
pada kategori itu sudah disimpan semua sifat yang baik.
·
Implicit Personality Theory
Memberikan kategori berarti membuat konsep. Konsep
“makanan” mengelompokkan donat, pisang, nasi, dan biscuit dalam kategori yang
sama. Konsep “bersahabat” meliputi konsep-konsep raman, suka menolong, toleran,
tidak mencemooh dan sebagainya. Disini kita mempunya asumsi bahwa orang ramah
pasti suka menolong, toleran, dan tidak akan mencemooh kita. Setiap orang
mempunyai konsepsi tersendiri tentang sifat-sifat apa yang berkaitan dengan
sifat-sifat apa. Konsepsi ini merupakan teori yang dipergunakan orang ketika
membuat kesan tentang orang lain. Teori ini tidak pernah dinyatakan, kerena itu
disebut implicit personality theory. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita semua psikolog, amatir, lengkap dengan berbagi teori kepribadian. Suatu
hari anda menemukan pembantu anda sedang bersembahyang, anda menduga ia pasti
jujur, saleh, bermoral tinggi. Teori anda belum tentu benar, sebab ada
pengunjung masjid atau gereja yang tidak saleh dan tidak bermoral.
·
Atibusi
Atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang
lain dengan melihat pada perilakunya yang tampak (Baron dan Byrne, 1979:56).
Atribusi boleh juga ditujukan pada diri sendiri (self attribution), tetapi di
sini kita hanya membicarakan atribusi pada orang lain. Atribusi merupakan
masalah yang cukup poupuler pada dasawarsa terakhir di kalangan psikologi
sosial, dan agak menggeser fokus pembentukan dan perubahan sikap. Secar garis besar
ada dua macam atribusi: atribusi kausalitas dan atribusi kejujuran.
Fritz Heider (1958) adalah yang pertama menelaah atribusi kausalitas.
Menurut Heider, bila kita mengamati perilaku sosial, pertama-tama kita
menentukan dahulu apa yang menyebabkannya; factor situasional atau personal;
dalam teori atribusi lazim disebut kausalitas eksternal dan kausalitas internal
(Jones dan Nisbett, 1972).
Sekarang bagaimana kita dapat menyimpulkan bahwa
persona stimuli jujur atau munafik (atribusi kejujuran-attribution of
honesty)? Menurut Robert A. Baron dan Donn Byrne (1979:70-71), kita akan
memperhatikan dua hal: (1) sejauh mana pernyataan orang itu menyimpang dari
pendapat yang popular dan diterima orang, (2) sejauh mana orang itu memperoleh
keuntungan dari kita dengan pernyataan itu.
1.
3. Pengaruh Persepsi
Interpersonal Pada Komunikasi Interpersonal
Perilaku kita dalam komunikasi interpersonal amat bergantung pada persepsi
interpersonal. Karena perspsi yang keliru, seringkali terjadi kegagalan dalam
komunikasi. Kegagalan komunikasi dapat diperbaiki bila orang menyadari bahwa
persepsinya mungkin salah. Komunikasi interpersonal kita akan menjadi lebih
baik bila kita mengetahui bahwa persepsi kita bersifat subjektif dan cenderung
keliru. Kita jarang meneliti kembali persepsi kita. Akibat lain dari persepsi
kita yang tidak cermat ialah mendistorsi pesan yang tidak sesuai dengan
persepsi kita. Persepsi kita tentang orang lain cenderung stabil, sedangkan
persepsi stimuli adalah manusia yang selalu berubah. Adanya kesenjangan antara
persepsi dengan realitas sebenarnya mengakibatkan bukan saja perhatian
selektif, tetapi juga penafsiran pesan yang keliru.
Dalam komuniaksi interpersonal terdiri dari berbagai macam teori salah
satunya adalah teori fungsional. Kata fungsional disini hakekatnya ini bukanlah
sebuah teori, melainkan suatu perspektif yang dapat digunakan sebagai pijakan
teori. Beberapa teori komunikasi menggunakan perspektif fungsional, yaitu.
1.
1. Teori-teori
Struktural dan Fungsional
Bagian ini memasukkan kelompok utama pendekatan-pendekatan yang tergabung
secara samar dalam ilmu sosial. Meski makna istilah strukturalisme dan
fungsionalisme kurang begitu tepat, tetapi keduanya percaya bahwa struktur
sosial adalah hal yang nyata dan berfungsi dalam cara yang dapat diamati secara
objektif.
Sebagai contoh, pengamat komunikasi mungkin berasumsi bahwa hubungan
personal merupakan sesuatu yang nyata dengan bagian-bagian yang disusun secara
khusus, seperti juga rumah yang merupakan suatu yang nyata dengan material yang
disusun sesuai rencana. Disini hubungan dilihat sebagai struktur sosial.
Pengamat akan berasumsi lebih jauh bahwa hubungan yang ada bersifat tidak
statis tetapi memiliki atribut seperti ikatan, ketergantungan, kekuatan,
kepercayaan dan sebagainya.
Meskipun strukturalisme dan fungsionalisme seringkali digabung, tetapi
keduanya tetap berbeda dalam penekanannya. Strukturalisme yang berakar pada
linguistik, menekankan pada organisasi bahasa dan sistem sosial. Fungsionalisme
yang berakar pada biologi, menekankan pada cara-cara sistem yang terorganisasi
bekerja untuk menunjang dirinya. Sistem terdiri atas variabel-variabel yang
berhubungan timbal balik dengan variabel lain dalam sebuah fungsi network.
Perubahan pada satu variabel akan mengakibatkan perubahan pada yang lain.
Peletakan dua pendekatan ini secara bersama-sama menghasilkan suatu gambaran
sistem sebagai struktur elemen dengan hubungan yang fungsional. Sebagai contoh,
beberapa peneliti komunikasi organisasi menggunakan pendekatan
struktural-fungsional dalam kerja mereka. Mereka melihat organisasi sebagai
suatu sistem dimana bagian-bagian yang terkait membentuk departemen, tingkatan,
perilaku umum, suasana, aktivitas kerja dan produk.
Pendekatan teoritik yang paling umum dari komunikasi yaitu teori sistem.
Teori sistem dan dua bidang yang berhubungan, sibernetika dan teori informasi,
menyajikan perspektif yang luas mengenai cara memandang dunia. Teori sistem
berkaitan dengan saling keterhubungan antara bagian-bagian dari suatu
organisasi.
1.
2. Teori kebutuhan
hubungan interpersonal
Salah sastu bagian dalam lapangan komunikasi yang
dikenal sebagai relational communication sangat dipengaruhi oleh teori sistem.
Inti dari kerja ini adalah asumsi bahwa fungsi komunikasi interpersonal untuk
membuat, membina, dan mengubah hubungan dan bahwa hubungan pada gilirannya akan
mempengaruhi sifat komunikasi interpersonal.
Poin ini berdasar pada gagasan bahwa komunikasi sebagai interaksi yang menciptakan struktur hubungan. Dlaam keluarga misalnya, anggota individu secara sendirian tidak membentuk sebuah sistem, tetapi ketika berinteraksi antara satu dengan anggota lainnya, pola yang dihasilkan memberi bentuk pada keluarga. Gagasan sistem yang penting ini secara luas diadopsi dalam lapangan komunikasi. Proses dan bentuk merupakan dua sisi mata uang; saling menentukan satu sama lain.
Poin ini berdasar pada gagasan bahwa komunikasi sebagai interaksi yang menciptakan struktur hubungan. Dlaam keluarga misalnya, anggota individu secara sendirian tidak membentuk sebuah sistem, tetapi ketika berinteraksi antara satu dengan anggota lainnya, pola yang dihasilkan memberi bentuk pada keluarga. Gagasan sistem yang penting ini secara luas diadopsi dalam lapangan komunikasi. Proses dan bentuk merupakan dua sisi mata uang; saling menentukan satu sama lain.
Seorang Antropolog Gregory Bateson adalah pendiri garis teori ini yang
selanjutnya dikenal dengan komunikasi relasional. Kerjanya mengarah pada
pengembangan dua proposisi mendasar pada mana kebanyakan teori relasional masih
bersandar. Pertama yaitu sifat mendua dari pesan: setiap pertukaran
interpersonal membawa dua pesan, pesan “report” dan pesan “command”. Report
message mengandung substansi atau isi komunikasi, sedangkan command message
membuat pernyataan mengenai hubungan. Dua elemen ini selanjutnya dikenal
sebagai “isi pesan” dan “pesan hubungan”, atau “komunikasi” dan
“metakomunikasi”.
Pesan report menetapkan mengenai apa yang dikatakan, dan pesan command
menunjukkan hubungan diantara komunikator. Isi pesan sederhana seperti “I love
you” dapat dibawakan dalam berbagai cara, dimana masing-masing mengatakan
sesuatu secara berbeda mengenai hubungan. Frasa ini dapat dikatakan dalam cara
yang bersifat dominasi, submissive, pleading (memohon), meragukan, atau
mempercayakan. Isi pesannya sama, tetapi pesan hubungan dapat berbeda pada tiap
kasus.
Proposisi kedua Bateson yaitu bahwa hubungan dapat
dikarakterisasi dengan komplementer atau simetris. Dalam hubungan yang
komplementer, sebuah bentuk perilaku diikuti oleh lawannya. Contoh, perilaku
dominan seorang partisipan memperoleh perilaku submissive dari partisipan lain.
Dalam symmetry, tindakan seseorang diikuti oleh jenis yang sama. Dominasi
ketemu dengan sifat dominan, atau submissif ketemu dengan submissif.
Disini kita mulai melihat bagaimana proses interaksi menciptakan struktur dalam sistem. Bagaimana orang merespon satu sama lain menentukan jenis hubungan yang mereka miliki. Sistem yang mengandung serangkaian pesan submissif akan sangat berbeda dengan yang mengandung rangkaian pesan yang besifat dominasi. Dan struktur pesan yang mencampur keduanya adalah berbeda pula.
Disini kita mulai melihat bagaimana proses interaksi menciptakan struktur dalam sistem. Bagaimana orang merespon satu sama lain menentukan jenis hubungan yang mereka miliki. Sistem yang mengandung serangkaian pesan submissif akan sangat berbeda dengan yang mengandung rangkaian pesan yang besifat dominasi. Dan struktur pesan yang mencampur keduanya adalah berbeda pula.
1.
3. Teori disonansi
kognitif
Teori Leon Festinger mengenai dissonansi kognitif merupakan salah satu
teori yang paling penting dalam sejarah psikologi sosial. Selama bertahun-tahun
teori ini menghasilkan sejumlah riset dan mengisi aliran kritik, interpretasi,
dan extrapolasi.
Festinger mengajarkan bahwa dua elemen kognitif termasuk sikap, persepsi,
pengetahuan, dan perilaku. Tahap pertama yaitu posisi nol, atau irrelevant,
kedua yaitu konsisten, atau consonant dan ketiga yaitu inkonsisten, atau
dissonant. Dissonansi terjadi ketika satu elemen tidak diharapkan mengikuti
yang lain. Jika kita pikir merokok itu berbahaya bagi kes ehatan, mereka tidak
berharap kita merokok. Apa yang konsonan dan dissonan bagi seseorang tidak bisa
berlaku b agi orang lain. Jadi kita harus selalu menanyakan apa yang konsisten
dan yang tidak konsisten dalam sistem psik ologis orang itu sendiri.
Dua premis yang menolak aturan teori dissonansi.
Pertama yaitu bahwa dissonansi menghasilkan ketegangan atau penekan an yang
menekan individu agar berubah sehingga dissonansi terkurangi. Kedua, ketika
dissonansi hadir, indivi du tidak hanya berusaha menguranginya, melainkan juga
akan menghindari situasi dimana dissonansi tambahan bisa dihasilkan.
Semakin besar dissonansi, semakin besar kebutuhan untuk menguranginya. Contoh, semakin perokok tidak konsisten dengan pengetahuannay mengenai efek negatif merokok, semakin besar dorongan untuk berhenti merokok. Dissonansi itu sendiri merupakan hasil dari dua variabel lain, kepentingan elemen kognitif dan sejumlah elemen yang terlibat dalam hubungan yang dissonan. Dengan kata lain, jika kita mempunyai beberapa hal yang tidak konsisten dan jika itu penting untuk kita, kita akan mengalami dissonansi yang lebih besar. Jika kesehatan tidak penting, pengetahuan bahwa merokok itu buruk bagi kesehatan kemungkinan tidak mempengaruhi perilaku perokok secara aktual.
Semakin besar dissonansi, semakin besar kebutuhan untuk menguranginya. Contoh, semakin perokok tidak konsisten dengan pengetahuannay mengenai efek negatif merokok, semakin besar dorongan untuk berhenti merokok. Dissonansi itu sendiri merupakan hasil dari dua variabel lain, kepentingan elemen kognitif dan sejumlah elemen yang terlibat dalam hubungan yang dissonan. Dengan kata lain, jika kita mempunyai beberapa hal yang tidak konsisten dan jika itu penting untuk kita, kita akan mengalami dissonansi yang lebih besar. Jika kesehatan tidak penting, pengetahuan bahwa merokok itu buruk bagi kesehatan kemungkinan tidak mempengaruhi perilaku perokok secara aktual.
Sikap, Kepercayaan, dan Nilai. Salah satu teori yang
paling komprehensif mengenai sikap dan perubahannya yaitu milik Milton Rokeach.
Dia mengembangkan penjelasan yang meluas mengenai perilaku manusia berdasarkan
kepercayaan, sikap dan nilai.
Rokeach percaya bahwa setiap orang mempunyai sistem yang tersusun dengan baik atas kepercayaan, sikap dan nilai, yang menuntun perilaku. Belief adalah ratusan atau ribuan pernyataan yang kita buat mengenai diri dan dunia. Kepercayaan dapat bersifat umum ataupun khusus, dan itu disusun dalam sistem dalam hal sentralitas atau pentingnya terhadap ego. Pada pusat sistem kepercayaan yang dibangun dengan baik itu, kepercayaan yang secara relatif tidak dapat berubah yang membentuk inti sistem kepercayaan. Pada pinggiran sistem terbentang sejumlah kepercayaan yang tidak signifikan yang dapat mudah berubah. Percaya bahwa orang tua kita bahagia dalam perkawinan kemungkinan cukup penting, karena dampaknya yaitu banyak hal lain yang kita anggap benar.
Rokeach percaya bahwa setiap orang mempunyai sistem yang tersusun dengan baik atas kepercayaan, sikap dan nilai, yang menuntun perilaku. Belief adalah ratusan atau ribuan pernyataan yang kita buat mengenai diri dan dunia. Kepercayaan dapat bersifat umum ataupun khusus, dan itu disusun dalam sistem dalam hal sentralitas atau pentingnya terhadap ego. Pada pusat sistem kepercayaan yang dibangun dengan baik itu, kepercayaan yang secara relatif tidak dapat berubah yang membentuk inti sistem kepercayaan. Pada pinggiran sistem terbentang sejumlah kepercayaan yang tidak signifikan yang dapat mudah berubah. Percaya bahwa orang tua kita bahagia dalam perkawinan kemungkinan cukup penting, karena dampaknya yaitu banyak hal lain yang kita anggap benar.
1.
4. Teori self
disclosure
Disclosure dan understanding merupakan tema penting dalam teori komunikasi
pada tahun ’60 dan ‘70-an. Sebagian besar sebagai konsekuensi aliran humanistik
dalam psikologi, sebuah ideologi “honest communication” muncul, dan beberapa
dari pemikiran kita tentang apa yang membuat komunikasi interpersonal itu baik
dipengaruhi oleh gerakan ini. Didorong oleh karya Carl Rogers, disebut Third
Force begitu dalam psikologi menyatakan bahwa tujuan komunikasi adalah meneliti
pemahaman diri dan orang lain dan bahwa pengertian hanya dapat terjadi dengan
komunikasi yang benar.
Menurut psikologi humanistik, pemahaman interpersonal terjadi melalui
self-disclosure, feedback, dan sensitivitas untuk mengenal atau mengetahui
orang lain. Misunderstanding dan ketidakpuasan dalam hubungan diawali oleh
ketidakjujuran, kurangnya kesamaan antara tindakan seseorang dengan
perasaannya, miskin feedback, serta self disclosure yang ditahan. Banyak riset
pengenalan diri muncul dari gerakan humanistik ini. Seorang teoritisi yang
menggali proses self-disclosure ini adalah Sidney Jourard. Uraiannya bagi
kemanusiaan sifatnya terbuka dan transparan. Transparansi berarti membiarkan
dunia untuk mengenal dirinya secara bebas dan pengenalan diri seseorang pada
orang lain. Hubungan interpersonal yang ideal menyuruh orang agar membiarkan
orang lain mengalami mereka sepenuhnya dan membuka untuk mengalami orang lain
sepenuhnya.
Jourard mengembangkan gagasan ini setelah mengamati bahwa sakit mental
cenderung tertutup bagi dunia. Dia menemukan bahwa mereka menjadi sehat ketika
mereka bersedia mengenalkan dirinya pada ahli terapi. Kemudian, Jourard
menyamakan kesakitan (sickness ) dengan ketertutupan dan kesehatan dengan
transparansi. Jourard melihat pertumbuhan –pergerakan orang menuju cara
berperilaku yang baru- sebagai hasil langsung dari keterbukaan pada dunia.
Orang yang sakit sifatnya tetap dan stagnan; pertumbuhan orang akan sampai pada
posisi hidup baru. Selanjutnya, perubahan merupakan esensi dari pertumbuhan
personal.
Personal growth melekat pada komunikasi interpersonal
sebab dunia merupakan sosial yang sangat luas. Untuk menerima perubahan
seseorang itu sendiri meminta kita untuk menetapkan bahwa kita juga diterima
oleh orang lain. Pertumbuhan akan sulit jika orang-orang di sekitar kita tidak
membuka untuk penerimaan kita sendiri.
Sekarang kita mengerti self-disclosure sebagai proses yang lebih kompleks daripada yang dilakukan pada tahun ’60 dan ‘70-an. Sebagai contoh pemikiran terbaru atas subyek ini, Sandra Petronio meletakkan secara bersamaan serangkaian ide mengenai kompleksitas self-disclosure dalam relationship. Teori ini berdasar pada risetnya sendiri dan survey pada sejumlah banyak kajian lain dengan topik pengembangan hubungan dan disclosure. Dia menerapkan teori ini pada pasangan yang menikah khususnya, selain juga dapat diterapkan pada bermacam-macam; hubungan.
Sekarang kita mengerti self-disclosure sebagai proses yang lebih kompleks daripada yang dilakukan pada tahun ’60 dan ‘70-an. Sebagai contoh pemikiran terbaru atas subyek ini, Sandra Petronio meletakkan secara bersamaan serangkaian ide mengenai kompleksitas self-disclosure dalam relationship. Teori ini berdasar pada risetnya sendiri dan survey pada sejumlah banyak kajian lain dengan topik pengembangan hubungan dan disclosure. Dia menerapkan teori ini pada pasangan yang menikah khususnya, selain juga dapat diterapkan pada bermacam-macam; hubungan.
Menurut Petronio, individu terlibat dalam hubungan secara konstan menjadi
bagian dalam proses pengaturan yang membatasi antara publik dan privat, antara
perasaan dan pikiran yang mereka mau berbagi dengan sang patner dengan perasaan
dan pikiran yang tidak mau mereka bagi. Permainan diantara kebutuhan untuk
berbagi dan kebutuhan untuk melindungi diri ini sifatnya konstan dan mendorong
pasangan untuk membicarakan dan mengkoordinasi batasan mereka.
Hambatan Komunikasi Interpesonal
Para peneliti telah mengidentifikasikan sejumlah hambatan-hambatan yang
biasanya terjadi di dalam komunikasi antar pribadi, sebagai berikut :
1. Mendengar apa yang diharapkan akan didengar. Pengalaman-pengalaman masa
lampau mengarahkan seseorang untuk mendengarkan sesuatu hal yang memang
diharapkannya. Sebagai contoh, seorang pekerja yang telah terbiasa dikritik
akan tetap merasa dikritik meskipun atasannya mengungkapkan kata-kata yang
bersifat memuji.
2. Mengabaikan informasi-informasi yang bertentangan dengan yang diketahui.
Apabila kita mendengar pesan yang berbeda dengan pengertian kita terdahulu,
kita cenderung mengabaikan pesan itu daripada merubah gagasan kita atau
mencari penjelasan yang lain.
3. Mengevaluasi sumber, arti yang kita tegaskan pada suatu pesan sangat
dipengaruhi oleh penilaian kita terhadap sumber.
4. Pengamatan yang berbeda. Kata-kata, tindakan, dan kejadian- kejadian
akan diamati berdasarkan nilai-nilai individual dan pengalaman dari Penerima.
5. Tanda-tanda non verbal yang tidak sesuai. Nada suara, ekspresi wajah,
dan postur badan dapat membantu atau mengganggu komunikasi.
6. Pengaruh perasaan. Kehidupan perasaan yang mendominasi (misalnya
marah, takut, gembira dsb) akan mempengaruhi interprestasi terhadap pesan-pesan
yang diterima
Cara memperbaiki komunikasi interpersonal
Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif
diperlukan beberapa persyaratan,
atara lain : persepsi, ketetapan, kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan / keserasian.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
atara lain : persepsi, ketetapan, kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan / keserasian.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
1. Membuat satu pesan secara lebih berhati-hati
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar