Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan mebyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Definisi komunikasi menurut para sumber :
a. Media massa atau Pers adalah suatu
istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang
secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. (wikipedia)
b. Raden Mas Djokomono, Pers adalah yang membentuk pendapat
umum melalui tulisan dalam surat kabar.
c. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi
massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk
tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam
bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala
jenis saluran yang tersedia (UU
No. 40. Tahun 1999).
Dalam komunikasi massa, media
massa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan dan
menyampaikannya pada khalayak. Organisasi-organisasi media ini akan
menyebarluaskan pesan-pesan yang akan memengaruhi dan mencerminkan kebudayaan
suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada
khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah
satu institusi yang kuat di masyarakat. James Carey (Universitas Illinois)
mengatakan : “Innis mengatakan bahwa berbagai media komunikasi yang ada telah
memengaruhi bentuk-bentuk organisasi sosial”. Itu berarti media juga
memengaruhi jenis-jenis asosiasi manusia yang berkembang pada berbagai periode.
Karena pola-pola asosiasi ini tidak bebas dari pengetahuan manusia, bahkan
pembentukan asosiasi itu menuntut kesadaran / kesengajaan.
Fungsi media massa
berdasarkan ketentuan pasal 33 UU 40 tahun 1999 :
· Media Informasi
Pers itu memberi dan
menyediakan informasi tentang peristiwa yang terjadi kepada masyarakat, dan
masyarakat membeli surat kabar karena memerlukan informasi.
· Fungsi Pendidikan
Pers itu sebagi sarana
pendidikan massa (mass Education), pers memuat tulisan-tulisan yang mengandung
pengetahuan sehingga masyarakat bertambah pengetahuan dan wawasannya.
· Fungsi Hiburan
Pers juga memuat hal-hal
yang bersifat hiburan untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan
artikel-artikel yang berbobot. Berbentuk cerita pendek, cerita bersambung,
cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, dan karikatur.
· Fungsi Kontrol Sosial
Fungsi ini terkandung
makna demokratis yang didalamnya terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Social participation (keikutsertaan rakyat
dalam pemerintahan)
2. Social responsibility (pertanggungjawaban
pemerintah terhadap rakyat)
3. Social support (dukungan rakyat terhadap
pemerintah)
4. Social control (kontrol masyarakat terhadap
tindakan-tindakan pemerintah)
Fungsi media massa bagi
individu menurut (Becker, 1985) :
- Pengawasan atau pencarian informasi
- Pengembangan diri
- Fasilitasi dalam hubungan nasional / afeksi
- Sarana pelarian dari ketegangan dan keterasingan
- Bagian dari kehidupan ritual rutin (ritualisasi)
Karakteristik media
massa antara lain :
1.
Publisitas. Disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau
orang banyak.
2.
Universalitas. Pesannya bersifat umum, tentang segala aspek
kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan
umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat umum).
3.
Periodisitas. Tetap atau berkala, misalnya harian atau
mingguan, atau siaran sekian jam per hari.
4.
Kontinuitas. Berkesinambungan atau terus-menerus sesuai
dengan priode mengudara atau jadwal terbit.
5.
Aktualitas. Berisi hal-hal baru, seperti informasi atau
laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti
kecepatan penyampaian informasi kepada publik.
Pengaruh positif media
massa :
1.
Masyarakat dengan sangat mudah mencari berita atau informasi yang
mereka inginkan tanpa ada batasan-batasan. Sehingga mereka akan tetap
mengetahui perkembangan dunia meskipun mereka tidak keliling dunia.
2.
Sebagai sarana edukasi bagi pelajar, mahasiswa maupun masyarakat
yang belum memperoleh pendidikan. Masyarakat dapat mencari pendidikan yang akan
dilakukan dan materi tambahan sebagai referensi agar tidak salah persepsi dalam
mengartikan sesuatu serta dengan adanya media massa seseorang yang tadinya
tidak bisa membaca mereka bisa belajar membaca dengan menonoton video
pembelajaran cara membaca.
3.
Masyarakat menjadi lebih mudah untuk berkomunikasi / berinteraksi
antar masyarakat tanpa hambatan jarak. Sehingga akan memudahkan masyarakat
untuk berbagi atau saling memberikan informasi. Contohnya melalui jejaring
sosial facebook, seseorang dapat saling berkomunikasi baik bertatap muka, suara
ataupun tulisan.
4.
Masyarakat mengikuti informasi apa yang ada dalam media massa
tersebut “persuasif”. Masyarakat dengan melihat iklan tentang keselamatan jalan
mereka menjadi sadar untuk tidak melanggar peraturan lalu lintas.
Pengaruh negatif media
massa :
1.
Terjadinya perselisihan antar masyarakat karena penyebaran
informasi terlalu bebas, setiap masyarakat akan mengartikannya secara bebas
pula sehingga akan menyebabkan perbedaan pendapat.
2.
Masyarakat melakukan sesuatu tindakan yang salah. Informasi yang
disampaikan di media massa tidak selalu benar adanya namun karena informasi
tersebut terlihat menarik masyarakat menelan mentah informasi tersebut dan
mengikuti apa yang ada dalam informasi tersebut meskipun apa yang ada didalamnya
itu salah.
3.
Masyarakat menjadi kecanduan dalam suatu kegiatan yang merugikan
untuk dirinya sendiri. Misalnya facebook, masyarakat akan lebih mementingkan
facebook daripada mengurusi dirinya sendiri seperti makan dan mandi. Oleh sebab
itu masyarakat tidak memikirkan kesehatan dan kebersihan dirinya sendiri
sehingga akan mudah terjangkit penyakit.
4.
Karena informasi yang disampaikan dalam media massa itu terlalu
bebas, masyarakat menyalah artikan suatu informasi yang disampaikan seharusnya
dilarang namun malah mereka laksanakan. Contohnya : berita tentang bencana
alam di jepang, dengan adanya berita di televisi yang terjadi di satu negara
akan menyebar ke berbagai negara karena melihat berita tersebut.
Adapun jenis-jenis media
massa, antara lain :
1.
Media cetak adalah media massa
pertama kali muncul di dunia pada tahun 1920 an. Di kala itu pada awalnya media
massa digunakan pemerintah untuk mendoktrin masayarakat, sehingga membawa
masyrakat pembaca kepada suatu tujuan tertentu. Seperti teori jarum suntik pada
teori komunikasi massa. Namun sekarang sudah sangat kebebasan pers, seperti
timabal balik dari audiens. Contoh-contoh media cetak seperti; surat kabar,
majalah dan tabloid.
2.
Media eletronik, setelah media cetak munculah media elektronik
pertama yaitu radio. Yaitu sebagai media audio yang menyampaikan pesan
lewat suara. Kecepetatan dan ketepatan waktu dalam penyampain pesan radio tentu
lebih cepat dengan menggunakan siaran langsung. Pada waktu penyebaran informasi
Proklamasi Kemerdekaan media massa radio berperan utama dalam penyebaran
berita. Setelah itu muncul Televisi yang lebih canggih bisa menayangkan gambar.
Yaitu sebagai media massa audio visual.
4.
Media massa Internet. Baru
populer di abad 21, google lahir pada tahun 1997. Media internet bisa melebihi
kemampuan media cetak dan elektronik. Apa yang ada pada kedua media tersebut
bisa masuk dalam jaringan internet melalui website. Banyak kelebihan media
maassa internet dibanding media yang lain. Namun akses internet yang masih
terbilang bebas bisa berbahaya bagi pengguna yang belum mengerti. Misalnya
penipuan, pornografi dsb. Media internet tidak harus dikelola sebuah perusahaan
layaknya media cetak dan elektronik, melainkan bisa juga dilakukan oleh
individu.
Sejarah
Media Massa
Sejarah
media massa secara global
Awal mula perkembangan teknologi komunikasi dimulai dari
perkembangan teknologi percetakan, kemudian radio, dan menyusul televisi.
Konsep dasar percetakan secara mekanis telah dikembangkan di cina da korea pada
tahun 600 SM. Sebelum perkembangan konsep dasar percetakan, sekitar 45 abad
yang lalu, di Mesir, dokumen penting di tumbuk, dan dipres oleh pita-pita daun
papirus basah, yang diletakkan ditumpuk, bersilang sampai membentuk lembaran
tipis dan padat, kemudian dijemur hingga kering. Temuan itu dilakukan
untuk memudahkan penyimpanan dan pembawaan dokumen dalam jumlah banyak. 3000
tahun berikutnya, sebagian besar abjad dan piktografi Mesir diganti dengan
simbol fonetik dan abjad modern, tulisan dalam peradaban barat. Pada abad ke-8
dan ke-9, orang Arab mulai belajar mencetak dokumen dan menemukan pembuatan
kertas dari kain. Bangsa Arab segera menyadari keuntungan percetakan kertas
kain dan mulai menghasilkan buku religius. Karena islam mendorong penyebaran
ilmu pengetahuan dan ajaran Rasulullah SAW, mencetak dengan kertas segera
menyebar luas di kalangan bangsa Arab. Orang Eropa sudah mengetahui adanya
teknologi percetakan dokumen ini sejak lama, namun mereka tidak berminat
mengabaikannya hingga abad-15 yaitu masa renaissance. Sejarawan media, Anthony
Smith mengatakan, “Cetak-mencetak di Eropa berkembang langsung dari permintaan
naskah-naskah yang tidak dapat dipenuhi oleh tulisan tangan. Pada tahun 1500,
sudah terdapat lebih 1.100 percetakan di 200 kota Eropa yang telah menghasilkan
sekitar 12 juta buku dalam 3.500 edisi”. Pada Abad-17 ditemukan surat kabar the
London Gazette yang terbit tahun 1707. Surat kabar tadinya hanya berfungsi
sebagai catatan harian perdagangan bagi kelas saudagar. Isinya hanya
pengumuman kedatangan dan keberangkatan kapal, catatan cargo, harga-harga
barang, dan berita seputar negara asing. Hingga pada tahun 1833, seorang
bernama benyamin Day mulai menerbitkan surat kabar di New York bernama The New
York Sun, yang dijual di jalan-jalan dengan harga satu sen.
Media Cetak
Sebenarnya tanpa disadari oleh manusia termasuk Masyarakat Indonesia,
bahwa komunikasi sudah terjadi sejak dia lahir. Meskipun bayi belum bisa
berbicara, namun dia juga melakukan komunikasi. Yaitu dengan cara menangis jika
lapar.
Di Indonesia perkembangan
ilmu komunikasi diawali oleh perkembangan surat kabar, kemudian radio, dan
televisi. Sebelum era Orde Baru, Hill (1995), menyatakan bahwa media massa
Indonesia merupakan forum untuk mengekspresikan aspirasi nasionalisme dan agitasi
politik. Surat kabar yang terbit pertama kali di Indonesia adalah Bataviasche
Nouvelles en Politique Rasionemenentes. Sebagian dari organ
pemerintahan Belanda, surat kabar yang terbit pada tahun 1745 ini, lebih banyak
menampilkan iklan untuk kepentingan komersial. Pada tahun 1855, terbit surat
kabar berbahasa nonbelanda (jawa) di solo, yang bernama Bromartani. Pada tanggal 17 Agustus
1903, Tirtoadisuryo menerbitkan Sunda Berita. Dan 4 tahun kemudian, ia
menerbitkan Medan Prijanji. Kedua surat kabar tersebut menggambarkan situasi
politik di Indonesia dan memberikan interpretasi terhadap situasi tersebut dari
sudut pandang nasionalisme. Sampai dengan terjadinya Sumpah Peumuda pada tahun
1928 hingga masa akhir kekuasaan kolonial Belanda, di Indonesia terdapat 33
surat kabar dengan tiras, 47 ribu eksemplar, yang terdiri dari : 13 surat kabar
berbahasa Indonesia, 12 bahasa Cina, 8 yang menggunakan bahasa Indonesia atau
Melayu.
Radio
Selain surat kabar, radio juga merupakan media yang
tergolong tua usianya di Indonesia. Radio siaran yang pertama kali mengudara di
Indonesia adalah BRV (Bataviasche Radio Vereniging) pada 16 Juni 1925, milik
swasta yang beroprasi di Jakarta. Pada awal tahun 1960, siaran radio memasuki
masa penting dengan dikembangkannya teknologi siaran menggunakan frekuensui FM.
Teknologi FM, sebenarnya telah ditemukan pada tahun 1930, namun ketika itu
hanya sedikit saja pesawat radio bisa menerima siaran FM. Walaupun daya jangkau
lebih rendah, namun dibandingkan AM siaran FM menghasilkan suara yang lebih
jernih dan efek suara stereo.
Secara defacto Radio
Siaran Swasta Nasional Indonesia tumbuh sebagai perkembangan profesionalisme “
radio amatir” yang dimonotori kaum muda di awal Orde Baru tahun 1996. Sedangkan
secara yuridis keberadaan Radio Siaran Swasta diakui, dengan persyaratan,
penyelenggaraannyaber-Badan Hukum dan dapat menyesuaikan dengan ketentuan
Peraturan Pemerintah Ri nomor 55 Tahun 1970 tentang Radio Siaran
Non Pemerintah, yang mengatur fungsi, hak, kewajiban, dan tanggung
jawab radio siaran, syarat-syarat penyelenggaraan, perizinan serta
pengawasannya.
Film
Film adalah sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan
yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan, cerita, peristiwa,
music, drama dan sajian teknisi lainnya kepada masyarakat umum. Kehadirannya
film adalah sebagai penemuan untuk waktu luang di luar jam kerja atau sebagai
kebutuhan diwaktu senggang.
Dalam sejarah
perkembangan film ada 3 tema besar dan satu atau 2 tonggak sejarah penting.
Tema pertama adalah pemanfaatan film sebagai alat propaganda, tema yang kedua
adalah munculnya beberapa aliran seni film (Huaro,1963) dan lahirnya aliran
film dokumentasi social. Kedua tema ini mempunyai kaitan dengan tema propaganda.
Salah satu tonggak
sejarah yang disebut tadi ialah lahirnya televise. Tonggak sejarah kedua yang ditulis dengan baik
oleh Tunstall (1977) adalah besarnya pengaruh “Amerikanisasi” terhadap industri
dan budaya film pada tahun-tahun sesuai perang Dunia I. dapat dibuktikan dengan
jelas bahwa televise mengambil alih banyak penonton film, terutama penonton
yang sudah berkeluarga. Sehingga para penonton film semakin sedikit dan yang
menonton kebanyakan berusia muda. Salah satu konsekuensi terakhir dengan adanya
tonggak peralihan tersebut adalah menurunnya kebutuhan akan penyajian yang
sehat dan terhormat. Dengan kata lain film lebih bebas memenuhi kebutuhan akan
sajian yang berbau kekerasan, mengerikan dan pornografi. Terlepas dari kenyataan
menurunya jumlah penonton film, film justru mampu mencapai kekhususan tertentu
(Jowett And Linton 1980) yakni sebagai sarana pemeranbagi media lain dengan
sebagai sumber budaya yang berkaitan erat dengan buku, film kartun, bintang
televise dan film seri serta lagu. Dengan demikian film berperan sebagai
pembentuk budaya massa. Bukan semata-mata mengharapkan media lainnya sebagai
peran film pada massa kejayaannya yang lalu.
Sejarah Internet Di
Indonesia
Di Indonesia jaringan internet mulai dikembangkan pada tahun 1983 di
Universitas Indonesia, yaitu UINET oleh Dr. Joseph F.P. Luhuley, seorang doktor
Filosofi Ilmu Komputer dari Amerika Serikat. Jaringan tersebut dibangun dalam
waktu 4 tahun. Selain itu pula ia membangun Uninet (University Network) di
lingkungan Departemen dan Kebudayaan. Uninet merupakan jaringan komputer dengan
jangkauan yang lebih luas, yaitu meliputi kampus UI, ITB, IPB, UGM, ITS, UNHAS, dan Ditjen Dikti.
Hingga pertengahan tahun
1990-an jangkauan internet di Indonesia semakin meluas, merambah hingga ke
pihak-pihak yang bahkan tidak memiliki komputer atau sambungan telepon di
rumahnya. Akses internet terhadap publik yang semakin luas ini tentu jauh dari
pengawasan dibandingkan telepon dan faks untuk umum. Tak ada data yang mampu
menyebutkan tentang siapa pengguna internet. Dari segi teknis terdapat
kesulitan untuk menyensor arus pesan di internet. Hal ini pula yang
nantinya menjadi sebuah problem penting pada masa rezim Soeharto.
Pada awal
perkembangannya, internet dimulai dari kegiatan-kegiatan yang bersifat
non-komersial, seperti kegiatan-kegiatan berbasis hobi, dan dalam perkembangan
selanjutnya kebanyakan diprakarsai oleh kelompok akademis atau mahasiswa dan
ilmuwan yang sebagian pernah terlibat dengan kegiatan berbasis hobi tersebut
melalui upaya membangun infrastruktur telekomunikasi internet. Peranan
pemerintah Indonesia dalam perkembangan jaringan internet di Indonesia memang
tidak banyak, namun juga tidak dapat dikesampingkan, karena mereka juga turut
berperan dalam berkembangnya sebuah sistem informasi di dalam internet yang
kemampuan aksesnya tinggi atau sering disebut dengan Information
Superhighway.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar